Uey-3P3QcRYy76Cftld6SRxGjRo .fb-background { background : #fff; width : 500px; }

15 November 2013

Pilih Susu ASI atau Susu Formula?

Saya terinspirasi mengulas tentang susu ini sebab seringkali menjadi bahan pembicaraan dilingkungan saya, dimana ternyata banyak ibu - ibu yang menjadi korban dari Iklan Susu Formula yang kemudian beranggapan bahwa semakin mahal susu maka semakin baguslah kualitasnya. Bahkan dikarenakan pemikiran seperti itu, tidak sedikit Ibu yang kemudian dengan bangga lebih memilih memberi anaknya minum susu formula daripada ASI. Apakah mungkin ASI lebih baik dari susu formula?tentunya tidak. Ibaratnya Susu Sapi ya untuk sapi dan Susu Manusia ya untuk manusia.

Apakah benar bahwa semakin mahal harga susu maka semakin bagus kualitasnya? Berikut hal - hal yang mempengaruhi harga susu :
  • Biaya Marketing / Iklan yang dikeluarkan.
  • Proses Pembuatan, apakah diproduksi didalam negri ataukah diimpor.
  • Hadiah - hadiah yang diberikan oleh produsen susu.
  • Dan lain - lain
Kesemua komponen diatas tentu akan mempengaruhi harga susu. Bagus tidaknya susu formula yang ibu berikan pada bayi anda tidak ditentukan oleh mahal murah akan tetapi cocok tidaknya dengan pencernaan bayi anda. Maka untuk itu anda perlu memperhatikan hal - hal seperti dibawah ini
  • Pada waktu memilih Susu Formula pilihlah yang kandungan gizinya lengkap, pada umumnya kandungan gizi dalam susu formula hampir setara antara susu murah dan susu mahal, maka jangan berpatokan pada harga.
  • Lalu perhatikan setelah memberi bayi anda sufor tersebut, apakah buang air besarnya lancar, mencret atau malah membuat eeknya keras.
  • Apakah bayi anda mengalami muntah-muntah?
Nah kalau setelah anda memberikan sufor pada bayi anda dan bayi anda baik - baik saja, tidak mengalami gangguan pencernaan maka itulah susu formula terbaik bagi bayi anda. Namun sebaik - baiknya susu formula tentulah tetap yang terbaik adalah ASI.

ASI memiliki kandungan yang sangat penting yang tidak dimiliki oleh susu formula seperti Laktosa, sebab kadar laktosa lebih tinggi pada ASI dibandingkan dengan Susu Sapi, sedangkan laktosa ini sangat penting untuk proses pembentukan myelin otak. Fungsi myelin adalah untuk menghantar rangsangan yang diterima bayi. Susu Sapi sendiri lebih banyak mengandung protein yang berfungsi untuk membantu pembentukan otot.

Nah agar ASI ibu bagus, tentunya ibu juga harus memperhatikan asupan makanannya, seperti makan makanan bergizi, sayur - sayuran dan buah - buahan.

Setelah para ibu membaca tulisan ini, tentukanlah sikap anda, apakah akan memilih ASI ato Susu Formula?Saran saya, berilah yang terbaik buat buah hati anda yaitu ASI. Susu sapi utnuk anak sapi dan susu manusia untuk manusia.
 


13 November 2013

Penting Untuk Ibu Hamil

Tentukan IQ dan EQ Anak sejak dalam Kandungan

Penulis : Rosmha Widiyani | Selasa, 12 November 2013 | 11:40 WIB



KOMPAS.com —
Seseorang tak bisa dikatakan cerdas hanya berdasarkan nilai intelligent quotient (IQ) yang dimiliki. Kadar emosi yang menentukan bagaimana dia menyikapi kondisi sekelilin, juga menjadi komponen penting kecerdasan. Penyikapan ini tercermin dalam nilai emotional quotient (EQ) yang dimiliki.
Nilai EQ yang tinggi mengindikasikan seseorang memiliki sikap sosial yang baik. Artinya, dia akan bersikap sesuai norma dan aturan yang berlaku. Kondisi sebaliknya terjadi pada mereka yang ber-EQ rendah, yang mengindikasikan sikap antisosial dan mementingkan diri sendiri. Seseorang dengan sikap tersebut cenderung minim manfaat bagi orang di sekitarnya.
Gabungan nilai IQ dan EQ yang baik akan menghasilkan individu berkualitas. Individu tersebut diharapkan bisa memaksimalkan potensi untuk kemajuan diri dan lingkungannya. Tentu bukan perjalanan singkat menyusun individu berkualitas tinggi tersebut.
Perjalanan sudah dimulai sejak ibu merencanakan kehamilannya tepat seusai menikah. Hal ini berwujud pada komitmen ibu untuk selalu mengonsumsi cukup nutrisi setiap harinya, termasuk mikronutrien. “Konsumsi mikronutrien ibu tidak hanya menentukan kognitif, tapi juga behave anak. Perilaku inilah yang kemudian menentukan apakah anak berkualitas baik atau tidak di kehidupan bermasyarakat,” kata pakar kebidanan dan kandungan, DR dr Noroyono Wibowo, SpOG (K).
Mikronutrien, kata Noroyono, berperan besar dalam penyusunan susunan saraf walau diperlukan dalam jumlah kecil. Selama kehamilan, susunan saraf pusat merupakan bagian yang paling awal dan akhir dibentuk. Selama 9 bulan ibu harus memastikan cukup konsumsi mikronutrien yang meliputi besi, zinc, folat, vitamin, kalsium, magnesium, fosfor, dan tembaga. 
Mikronutrien yang cukup akan menghasilkan sel saraf yang terbentuk dan tersambung sempurna. Sebaliknya, kekurangan mikronutrien menyebabkan sel saraf tidak tersusun sempurna. Padahal, kualitas sel saraf inilah yang menentukan nilai IQ dan EQ anak.
Noroyono mencontohkan dampak kekurangan besi yang tidak sekadar menyebabkan anemia. Defisit besi mengakibatkan buruknya sambungan antarsel saraf (myelinasi). Myelinasi adalah selubung penyambung sel saraf yang tersusun atas lemak dan protein. 
Selubung yang baik mempercepat penyampaian informasi antarsel saraf hingga otak dan diolah menjadi suatu respons. Sedangkan selubung yang buruk, banyak terdapat lubang sehingga menyulitkan informasi sampai ke otak. Bahkan bukan tidak mungkin informasi tersebut bocor dan hilang di tengah jalan. Akibatnya tidak ada respons yang diberikan tubuh.
Selubung yang buruk akan menghasilkan individu yang berpikiran lambat, tidak cepat tanggap, dan sulit berkonsentrasi. “Padahal respons inilah yang menentukan kualitas IQ dan EQ anak. Anak autis tidak memiliki myelinasi yang baik, karena itu tidak heran bila responsnya minim,” kata Noroyono.

Buruknya kecukupan mikronutrien memudahkan seorang anak terkena gangguan kejiwaan (psychological disorder) misalnya depresi, skizofrenia, hingga bunuh diri usia dini. 
Sayangnya kecukupan mikronutrien masih minim di kalangan ibu hamil Indonesia. Saat ini, kata Noroyono, diperkirakan ada 2,4 juta bumil yang kekurangan zat besi dan 60 persen ibu kekurangan zinc. Padahal selain sebagai penyusun selubung myelin, besi juga menyusun rantai energi yang menentukan stamina anak sepanjang hidupnya. Sementara zinc memastikan rantai DNA berfungsi semestinya dan meminimalkan mutasi.
“Kekurangan mikronutrien sesungguhnya berdampak lebih parah dari sekadar berat badan rendah, atau organ tak sempurna. Keduanya bisa diperbaiki, beda dengan susunan saraf yang menentukan kualitasnya di masa mendatang,” kata Noroyono.

Editor :
Asep Candra